Sejarah Sebelum Terbentuknya Nama Desa Kedungjambal

Sejarah kuno - Di ceritakan desa itu sebelum nasi putih terkenal sebagai konsumsi makanan pokok saat itu. Sehari berjumpa Nasi Tiwul dari singkong saja tidak dapat di pastikan membuat kenyang perut mereka pada setiap harinya.

Konon cerita, Desa Kedungjambal sebuah lautan Kedung, Dalam bahasa nasional adalah kolam. Dimana desa tak berpenghuni selain kolam dan ikan Jambal atau dikenal dengan nama lain ikan Patin. Sedikit banyaknya kemiripan antara ikan Jambal Dan Ikan patin masyarakat setempat sulit membedakan dari kedua ikan tersebuta hingga kini.

Desa itu membentang dari selatan ke utara, atau sebaliknya dari utara keselatan karena sebelah timur terdapat ladang sawah yang cukup luas berhektare hektare jumlahnya. Kalidengkeng jalur Utama Sungai Bengawan Solo turut andil menjadi bembatas wilayah Sukoharjo dan Klaten sebelah barat desa itu.

Baca Juga: Mitos jawa jatuhnya cicak mengenai kepala manusia

Sebelum peradapan manusia berkembang luas di Desa itu, sering terjadi bencana akibat luapan Kalidengkeng yang dahsyat jikala musim hujan tiba. Lekuk lekuk sungai itu masih menyisakan meterial timbunan tanah belantara bambu penuh kisah di zaman gaplek.

Samudra tumbuhan bambu sedikit demi sedikit terkikis oleh hentakn air yang terus mengalir hingga tanggul dapat jebol menghenangi Desa. Sepekan bukanlah waktu amat lama menunggu surut dari genangan air. Satu dari puluhan jumlah dapur bambu juga sering mewakili terseret arus  derasnya air Kalidengkeng yang mengalir dapat menjadi sumber terjadinya desa Lautan.

Belantara liar Desa Kedungjambal menjadi lautan air tak berpenghuni. Banyak orang yang ingin mewakili menghuni lautan air dan bambu tak tercelah di setiap jalan setapak ia kenal dulu. Banyak mereka yang tidak sanggup, pasrah, dan kembali ke pangkuan saudara yang berada di Desa Sebalah, orang mengenalnya dataran tinggi lereng pegunungaan.

https://www.mysomer.com/2019/11/sejarah-sebelum-terbentuknya-nama-desa-kedungjambal.html

Pohon mongkrong serta pohon singkong dengan tinggi melebihi atap rumah tidak mampu membuat mereka menjadi semangat tinggal saat perjalana . Gelap, sunyi, angker, penuh misteri "Keblak" sebagai pewaris hantu zaman dahulu sering muncul berkeliaran di sekiling rumah bambu, teradang membuat mereka jera untuk tinggal lebih lama bagi yang memiliki anak kecil.

Enceng Gondok serta Ganggang air sering membuat mereka lelah untuk melakukan perjalanan menggunakan perahu Gedebhok dari batang pisang, belum lagi jika terhambat oleh pohon Mongkrong sewaktu waktu dapat membuat kewalahan bila tersangkut celahnya Gedhebok.

Baca Juga: Gunung Pencit Menyimpan Sejarah

Sepi semakin sunyi bagai desa mati, jika musim pemghujan tiba. Banyak orang-orang berbondong bebergian meninggalkan desa itu, dan satu atau dua orang terkadang masih bertahan sendiri di gubuk bambu tanpa lampu.

Dapat di pastikan jalan setapak seperti alur jalan halusnya bekas jalan keong dapat di pastikan Anugrah yang terindah Pada saat musim kemaru tiba, Asri dan Sentosa Makmur sejahtera, Desa itu menjadi ramai kembali.

Terkadang, ikan-ikan tangkapan juga mereka jual ke pasar tradisional yang jarak tempuhnya 30 sampai 40 kilometer dengan jlan kaki. Berangkat membawa barang, pulang membawa garam.

Cukup di bilang kreatif, walau sedikit jumlah Sen yang ia dapat dari hasil penjualan bambu, tak sebanding kaki berjalan pulihan kilomater mereka pundak pada bahu kekarnya demi sebuah cantel atau garam.

Cantel dan padi menjadi tujuan mereka untuk bercocok tanam, Hingga sesekali palawijo andil dalam gerumunan ladang sawah, itu pun sangat jarang. Sebagaian mereka berburu ikan gabus, ikan lele, juga termasuk ikan Jambal untuk di keringkan sebagai cadangan makanan di musim hujan.

Baca Juga: Kemarau panjang di pulau jawa sepanjang sejarah

Tidak hanya warga setempat, melainkan warga dari kampung lain juga berburu ikan jambal di desa itu. Jumlah yang tidak wajar di bandingkan ikan jambal di tempat lain, cukup di bilang banyak dan sulit di hitung dalam jumlah dan ukuran bayi berumur 5 tahun yang masih sembunyi di balik Kolam masih tergenang air dari musim ke musim.

Pusat dari gerumunya ikan jambal dan seluruh ikan ikan menjadi tujuan pencarian di sekliling pohon jambal. Satu satunya pohon jambal yang hidup namun kini semakin rapuh termakan zaman.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »