Gagal menjadi orang tua

Di balik kehidupan dunia nyata menyimpan seribu makna pada kehidupan selanjutnya. Apa yang tertanam di dunia menuai di dunia pula, tidak ada kehidupan tanpa terkecuali hidup manusia namun kematian dalam sisi Rasa. Masa depan di depan mata, tanpa di tempuh membangun jalan untuk sampai di depan mustahil untuk di raih.

Hanya lelaki dan perempuan gagal bijaksana dalam menjalai kehidupan ini, demi keinginan busuk sesaat rela nelantarkan anak, Bahkan mereka membangun kehidupan buruk di depan yang akan mereka menuai. "bayar cas di dunia"

"prangtiris di jogja, tergiur parasnya cinta terkadang ada di belakang rumah anda"

Sunyi dan sepi di renung hari persiapan pernikahan anak pertama seorang perempuan. Duduk di balik ambang pintu kursi kayu alami, kursi tak berwarna plitur di depan rumah. Kemarau panjang seakan mengingatkan Kerinduan seorang ayah tercintanya.

Baca Juga: Cerpen baru langit tak memandang hina

Tiga saudara tanpa pendamping seorang kepala Rumah tangga, tiada hari tanpa melamun. Rambut ikal dan teyeng berkarat salah satu ciri khas yang tidak di miliki wanita sekampunya. Hanya ibu satu-satunya yang ia miliki sebagi penyemangat bahkan Malaikat di siang dan malam.

Sesekali menghirup teh panas buatan anak pertama tergolong sering kali ketika berkumpul di teras rumah. Anggun, cantik, kulit putih, senyumnya manis pula seperti teh manis buatanya.

"aku tidak mau menemui bapak kamu nduk, kamu kesana sama adik mu. Kalau tidak berani minta tolong sama simbah suruh mengantarnya". Ujar sang ibu kepada anak pertamanya yang sebentar lagu Ijab Qobul pernikahan.

"iya buk"

Tempat tinggal mereka tidak amat jauh berkilometer untuk bertemu sang Ayah, hanya seratus meter dari tempat tinggal ibunya, hanya saja sungai Bengawan menjadi batas wilayah tepat tinggal mereka.

Harapan anak kedua serta anak terahir paling bontot Tidak semulus istri kedua sang  Ayah tercinta, tak lain tetangga bahkan teman sejak kecil. Lugu dan pembenci setengah mati ketika berjumpa berhadap muka.

Lebih-lebih Ayah dari ketiga anak tersebut ikhlas melepas namun muak masih membara api, ia juga tetangga sendiri hanya hitungan meter tempat tinggalnya. Kehidupan yang runyam dan keruh seperti tempat sampah bantar gebang.

Kuli putih, tamban, berwibawa, wanita mana yang tidak ingin memiliki lelaki dari ketiga anak itu, sayangnya pengangguran dan kemiskinan membuatnya tidak sombong di hadapan orang lain.

Namun, betapa susahnya pikiran seorang anak. Mimiliki seorang ayah namun hanya cerita, dan itu lebih parah katimbang ibu sebagai pengganti ayah.

Hanya orang tua macam sampah seperti itu rela menyiksa batin secara halus terhadap anak. Hingga dunia tenggelam semua keinginan anak pasti sama "satu rumah, satu atap" berkumpul besama keluarga baik ayah ibu dan anak. Begitulah orang tua yang lairi dari tanggungjawab hanya Egois dan mementingkan kenikamatan sesaat tanpa peduli masa depan anak.

"Inilah kisah cinta segitiga di dunia fana, cinta parang tritis rumah"

Hari pertama ia mememui ayah di kediaman rumahnya, runah tertutup rapat sunyi bak kuburan pemakaman tanpa seorang. pertemuan itu tidak membuahkan hasil untuk menjawabnya sebagai wali Ijab Qobul.

https://www.mysomer.com/2019/08/gagal-menjadi-orang-tua.html

Dari mulut ke mulut lebih kilat kabar gadis mau menikah sudah di dengar oleh telinga sang ayah tercinta. Kabar tetangga mungkin membawa berkah entah musibah baginya.

Hari kedua sungguh memilukan gadis anak pertamanya datang kedua kalinya. Belum sempat mengetok pintu kata tetangga bahwa ayahnya sudah berangkat ke jakarta bersama istri dan anaknya sekitar 1 jam yang lalu.

Tidak pustus semangat, gadis mengejarnya hingga ke terminal agen bus yang biasa orang-orang naik bus hendak merantau ke Ibu kota Jakarta.

"Sial.., Nasib ku untuk bertemu ayah tidak ke sampaian". Bisik gadis dalam hati.

Perjuangan sebagai anak menghormati orang tua tidak putus begitu saja seperti ayahnya tanpa sedikitpun pernah menanyakan kabar terhadap anak-anaknya. Dan inilah tanggungjawab sebagai seorang ayah menjadi wali nikah anak putrinya jikala masih hidup walau tidak satu atap.

Waktu terus mendesaknya, bahwa dalam hitungan 1 minggu tepat hari pernikahanya. Sore itu, ia mendapat izin dari ibu tercinta untuk menemui ayahnya ke Jakarta.

Tidak rela, seakan tidak tega melihat anakya mondar-mandir seperti Gangsingan. Sapu tangan kuning sepanjang sejarah cintanya ibu terhadap anak memberikan Do'a restu untuk ke jakarta bersama paman adik kandung ibunya.

Perjuangan gadis membuahkan hasil, dari hasil memberikan jawaban positif. Ayahnya sanggup untuk pulang menjadi wali sebagai mana tanggungjawab terhadap anak putrinya. Kabar itu hingga pulang bawa kerumah untuk di sampaiakan kepada ibu dan sanak saudaranya.

"Semarang kaline banjir, ojo sumelang yen ora di pikir" 

Hari ketika itu adalah hari yang di nanti-nanti gadis menjadi seorang Ratu sehari. Segala persiapan semua pernikahan tak sedikit terlewatkan. Megah dan rapi, teduh dari panas rumah kajang berdiri megah di halaman rumah.

Semua kebutuhan dapur hilir mudik berdatangan dari agen pengembang hajat pernikahan. Sanak saurdara hilir mudik berdatangan. Cium pipi, canda tawa saling mempertanyakan kabar, inilah suasana pesta pernikahan di kampung jawa sehari sebelum resepsi terjadi.

Datang seorang lelaki setengah baya di balik jembatan kayu sebelah barat dengan meneteskan air mata sembari mengusapnya dengan lengan kanan kiri. Salah seorang yang mengetahuinya, ia adalah saudara laki-laki istri barunya gadis.

Tetesan air mata gadis mendengar kepulangan ayah tercinta hanyalah sebuah nama. Lelaki itu menceritaka bahwa bus yang di tumpangi ayah gadis kecelakaan di boyolali. Tak satu pun selamat tanpa terkecuali seorang balita usia 7 bulan satu-satunya yang masih hidup.

Nasib berkata lain, keadaan tak semulus harapan gadis sang ayah menjdi wali pernikahan. Sehari setelah pemakaman ayahanda gadis tiga bersaudara suasana suasana menyelimuti Resepsi pernikahan.

Saat itu pula, sebagai pengganti wali gadis adalah paman kakak dari ibunya. Hanya pamanlah yang paling dekat dan paling tua sebagai pengganti Ayah gadis lantran tidak ada saudara laki-laki dari keluarganya.

Baca Juga: Terpaksa jadi tkw hongkong

Sebelum paman menjadi wali gadis sempat cekcok lantaran wali gadis ketika belum di tetukan. Bianh kerok percekcokan lantaran unjuk jari pak lik gadis mengusulkan ayah tirinya. Padahal kian hari kian memburuk kejiwaanya di rumah mertua baru sang ibu gadis.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »