Cerita Bagong Jadi Ratu Desa

Bagong Dadi Ratu - Bumi pertiwi Desa Kedungikan adalah desa yang terletak sebelah Barat Daya Kota Sukoharjo (Kabupaten). tidak lain termasuk desa perbatasan Kabupaten Klaten, Kali Dengkeng membentang lurus dari selatan hingga ke utara adalah sejarah peta wilayah pembatas kediua kota tersebut.

Filisovi di ambil dari sebuah kisah Panggung sandiwara Pewayangan di tandai dengan adanya tokoh Punokawan yakni Semar, Garang, Petruk, Bagong. Dari judul tokoh yang berperan penting adalah bagong, dimana seorang calon pemimpin daerah yang di kenal nama julukan sejak kecil di usung oleh masyarakat setempat untuk di calonkan kepala desa.

Diantara para tokoh punokawan tersebut hanyalah Bagong yang menjadi peran dalam kisah pemimpin Desa Kedungikan 2018, yang akan memasuki Kepemerintahan Pereode 2019-2024.

Hari ketika itu, seluruh Desa di Kabupaten sukoharjo serentak mengadakan pemilihan kepala desa. 125 desa membuka Sejarah baru atau lama pada hari Selasa tanggal 11 Desember 2018. Satu diantara 125 desa Bagong termasuk dalam hitungan.

Musim menuai Padi usai di desa itu, penghuni desa mengatakan bahwa adalah moment sejarah calon Kepala Desa berkandidat 2 orang termasuk mantan kepala desa saat itu juga maju untuk yang ke dua Pereode juka di kabulkan.

Tiga bulan menjelang pemilihan,

Berbagai golongan bangong unggul di mata masyarakat luar, bahkan profil Bagong sendiri tidak jauh kuwalitas sama bagus termasuk sang mantan lurah. Mereka sebelumya sempat satu kantor, satu atap Berkecimpung di Kantor Balai Desa secara bersama.

"Bejo kemayangan"

Sebelum bagong di usung PNS Oleh Pemerintah daerah ke Kantor kecamatan ia sempat menjabat Sebagai Sekertariat Desa (Carik). Saat itu pula Reputasi semakin melambung tinggi meliputi Kewibawaan.

Entah ada unsur many politik atau memang ad hubungan khusus diantara kedua pihak. Bahwa semnjak Bagong pindah tugas negara di Pemerintah Kantor Kecamatan tak satu pun Menampakan wajah Baru sebagai kandidat pengganti Sekertariat Desa tersebut.

Awalnya hanya satu orang sebagai Calon Sekertariat Desa sebagai pengganti Bagong, ialah salah satu tokoh Pandowo Lomo pemuda dari sebrang gunung yang masih termasuk Penduduk Kedungikan.

"Katakanlah Werkudoro"

Meskipun beliau dikenal masih mudah bahkan Dikenal Anak Sodagar ia sangat akrab berbagai Golongan masyarakat dan pejabat di kalangan Para Pemerintah desa maupun daerah.

Lambat hari termakan ambisi dan keinginan, mulai pergeseran niat untuk maju sebagai kandidat Sekertariat desa. 4 orang termasuk sedarah Bagong gugur di medan kursi jabatan, Werkudoro tampil dengan gelar Sekertariat pemerintah Desa.

Kabar hangat mewarnai Hari kepemilihan Calon kepala desa, kehawatiran sudah tak lagi di ragukan pra pakar Politik. Niat Berpokitik hingga pergeseran niat tekat tunduk dengan profil Bagong seputih salju.

Walau menggeser niat dan tekat Rekan kerja di kantor saat itu, perjanjian sudah tidak lagi di ragugan untuk memberikan Berdo'a, Dukungan, dan Pilihan kepada Beliau.

Hari berganti hari Propaganda mengundang perselisihan antar rekan bahkan saudara keturunan. Peluang gerak terbatasi dengan tekat layaknya bermain Catur di atas meja kehidupan.

Tim pendukung sudah jelas selembar kertas.

Siapa karena kertas, dan siapa karena keinginan dari tujuan sudah tentu jelas walau menyimpan sejuta kemunafikan di depan rekan.

Lalu lalang wajah Murung sudah terlampiri, Rasa curiga satu sama lain bahkan terjadi konflik sosial masyarakat terjadi. Salah paham saling menggigit, lempar batu sembunyi tangan, saling menuduh tersiram fitnah kembali bersemi di moment macam ini.

"Kepala bagong di bekuk arjuna" ujar team saat melihat Media sosial di jadikan ajang berfilosovi politik.

"Itulah Warga Net Zaman Now"  Media sosial menjadi ajang curahan pribadi seseorang, itulah Panggung Sandiwara kehidupan.

Cerita Bagong Jadi Ratu Desa
Bagong Jadi Ratu Desa

Pergeseran 180 derajat memang sering terjadi musim politik di kampung kami. Bahkan perpecahan saudara tetangga dan rekan sudah sering kami jumpai. inilah kehidupan di bawah yang turun temurun dari nenek moyang.

"Tiba saatnya Hari H yang di nanti nanti"

Di luar daerah banyak yang menyatakan  Bagong di nyatakan kalah dengan selisih 3% dari sang mantan. Awal mula kalah dengan hitungan yang sangat mutlak di Tps 3 dan 2.  Mesin pengatur strategi yang sangat bagus di nilai settingan atau memang sudah di tetapkan oleh pemerintah.

Kubu Selatan dan kubu Utara sangat sejalas bahwa kubu tengah menjadi pembatas abu abu tidak jelas warna aslinya, namun jelas bahwa di tenagah adalah Tuan Rumah.

Penghitungan di mulai dari  selatan ke utara di awali dengan nomer TPS 3 Bagong di nyatakan kalah. TPS 2 tidak sanggup memberi lidi tambahan, bagong semakin kalah, amblas ditelan masa abu-abu.

Dengan Riang gembira kubu Selatan berbondong bondong ke utara untuk menyaksikan Penghitungan suara di TPS 1. Mungkin Menjadi penolong atau malah sebaliknya.

"Menang.. Menang... Menang..., jagomu kalah" ujar beberapa lelaki dan perempuan kubu Selatan yang melintas kubu Utara, mereka yang di bibir jalan.

Padahal, kubu Utara adalah DPT tertinggi dengan basis Tuan rumah. Di awal Penghitungan tidak dapat menolong dari 2 kotak suara yang sudah terbuka. Jangankan untuk lebih, imabang di TPS 2-3 saja sudah beruntung.

"Wahyu tidak akan pernah salah mendarat"

TPS 1, 2 kotak yang sudah terbuka bagong masih kalah. Satu kotak menjadi penentu kedua calon pemimpin mana yang resmi terpilih. Keadaan memperjelas nama yang selalu di ucap adalah nomer urut 2 (Bagong).

Suasana semakin tegang saat detik detik perhitungan kotak terahir belum sempat selesai namun kubu Selatan sudah membubarkan diri satu persatu.

Nasib sudah menjadi garis kehidupan, 1 kotak unggul pada Bagong yang di nyatakan menang dalam pemilihan. Jumlah seluruh dari TPS 1,2,3 selisih yang tidak begitu mutlak, hanya 110 dari tiga ribu lima ratus DPT pemegang hak pilih. Kubu Selatan mendapatkan total Jumlah: 1.480 Kubu Utara mendapatkan total jumlah: 1.590.

Hujan tangis di sore hari memberikan sambutan kepada Bagong di singgasana Rumah kediaman. Sorak gembira para pendukung sontak potong gundul masal. Pendukung bagong dan non pendukung berkumpul memberi sambutan atas kemenangan terpilihnya Kepala Desa Kedungikan.

Filosovi Propaganda yang terpajang di media sosial kubu Anti bagong, menggambarkan bahwa "Orang yang di rendahkan, tidak serendah di Mata Sang Pencipta, Justru akan dinaikan Derajatnya". 

Baca Juga: Dompet Pembawa Petaka

Sejak itu, mereka yang tidak mengenal saling mengenal akrab, yang semula jauh menjadi dekat, dan bahkan yang dekat malah semakin jauh dan menjauh.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »