Malaikat datang pada sholat jum'at

Hari itu Jum'at kliwon - Hanya manusia sebangsa segolongan yang tau tempat ibadah Masjid Assallam itu, padat rapat tak terselah kecuali halaman sempit tak seperti luasnya masjid di sebelah lapangan nyaris terkikis filosofinya itu.

Sebagian saja, orang luar dan beberapa penduduk mengenal Assallam lebih akrab. Hanya saja yang memiliki kerabat dari luar daerah lantas bermalam menginap di rumahnya baru berkenalan dengan masjid Assallam, kalu saja ada ingat namun ada yang tidak ingat kewajibanya seorang muslim.

Sesekali padat makmum hanya pada waktu menjelang bulan Ramadhan, hari-hari biasa lebih memeperihatinkan. Dari yang kecil hingga yang tua hadir menghadap Tuhan sang Pencipta.

Teriakan anak-anak mengucap "Amin" lebih akhir lantang dan keras seperti niat kemauanya dari rumah untuk beribadah tertata rapi, terkadang menuai paksa untuk sholat jum'at dari orang tua sudah semestinya terjadi pada anak agar beriman dan beradap.

Malaikat datang pada sholat jum'at

Bukankah sering terjadi, Terkadang kemarahan di sebalah kanan dan kiri membuatnya geram untuk menasehati anak sekecil itu, sungguh di luar nalar manusia berakal tanpa kita sadari anak-anak itu jelmaan Malaikat yang menguji iman kita ketika sholat berlangsung. "namun, masih banyak yang tidak sadar akan itu semua".

Entah kadar gula atau kolesterol tinggi, sepertinya kaki-kaki itu mulai sudah tak kuat menahan sakit yang di pendam. Amat sakit ketika di tahan, wajar bila saling meluruskan kaki kanan kaki kiri bertahap barisan depan nampak menahan nyeri encok pegelinu pada pinggangnya. Apa yang tertanam dalam benaknya sudah tak kuat menahan lamanya Kutbah, jika ia mau jujur.

Lafalz Do'a tahap bertahap sebagai penutup membuat mereka tersenyum untuk mengucap Amin, lantas kumandang Khomat hampir selesai serentak berdiri menata barisan sof. Lambaian tangan saling menarik untuk segera merapatkan sering terjadi.

Wangi nian rapi, niat sholat Jum'at tertata begitu rapi tak sekompak kopyah warna hitam dan putih yang di kenakan, malah sama sekali banyak yang tidak mengenakan penghias kepala itu.

Kequsukan membawa keheningan dalam jiwa dan pikiran, lafalz Alfatiqah dan surah pendek sangat merdu berdengung, ruqo dan sujud terlalui sebagai gerakan sholat yang sah seperti sang imam yang di contohkan.

"Braakk.. Daarrr.."

Serasa jantung berhenti sejenak, tepat di hadapan kami tetap qusuk dalam bacaan surah tasyawut akhir. Sungguh mujizat Yuhan Yang Maha Kuasa, 00:00 detik "Brak.." kami sedang sujud terahir seharusnya "Daarr.." kipas hancur berkeping-keping mengenai kepala kami.

Fakta berkata, kami mangangat kepala dari sujud akhir barulah kipas itu turun "Daarr..", seiring kami membaca tasyawud akhir. Salam dan salam sebagai penutup sholat kami terpelongok semua menatap kipas "Alhamdhulillah". Tak satupun yang mengenai kami yang sedang melaksanakan sholat.

Baling-baling terpecah belah menjadi bebeapa bagian, usapan tangan di dada lengah serasa lega tepat di depan mata. Kepanikan kami mengundang ketenangan karena tak satu pun menjadi korbang jatuhnya kipas angin putar itu kami yang sedang melaksanakan sholat jum'at.
29 juni 2018.

Baca juga: hidup di zaman dongeng

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »