Contoh anak rantau miskin moral dan kaya moral

Inspirasi hidup - cerita anak rantu miskin moral dan kaya moral

Seribu kali di sayangkan anak Rantau miskin moral bahkan miskin budi pekerti. Kesuksesan bukankah sebuah pilihan sebagi jiwa anak perantau ketika pulang ke kampung halaman, baik itu dari segi ekonomi, ahklak, jiwa mandiri, penuh wawasan, dan bahkan sopan satun tak lepas dari cara bicara dengan orang tua sanak saudara atau pun tetangga.

Anak rantau kaya moral 

Tidak begitu heran jika Anak Rantau pulang bagitu Cemerlang, setidaknya ekonomi maju pekerjaan nyaman bahkan masa depan sudah tergambar dalam benaknya. dari segi ucapanya selalu memotifasi lawan bicaranya. 

Tutur kata dan cara menghargai diri sendiri di mata orang lain juga dapat ia jaga begitu rapi, walau semua itu teradang di rantau menyakitkan, itulah anak rantau bermoral dan bijaksana. 

Sifat yang di miliki anak rantau kaya moral tak pernah mengeluh dari segi apapun, bahkan berjumpa di keluwarga sanak saudara atau tetangga malah lebih dahulu menyankan kabar, katimbang ia di tanya terlebih dahulu. pola pikrnya sangat jauh di banding dengan yang miskin moral, ia pulang dengan sehat dan selamat adalah nomor satu. 

Sesulit apapun di perantauan tak satupun orang lain selain lingkaran keluwarga mengetahui, bahkan tersimpan rapi. jikala suntuk, resah dan gelisah susah di rasa untuk mengilangkan beban dalam hati, orang tua bapak atau ibu lah yang dapat di percaya menjadi tempat curhat atau saudara yang sedarah.

Contoh anak rantau miskin moral dan kaya moral
Anak Rantau

Anak rantau miskin moral 

Kenapa anak rantau bisa miskin moral, itu semua karena jiwa terlalu Egoisme. lantas, apa pantas seorang anak rantau pulang ke kampung halaman berjumpa orang tua, saudara, kerabat atau sahabat menceritakan ke gagalan dalam berusaha bangkit dari kemiskinan ekonomi. bahkan, barang dan benda berharga semua yang di miliki sudah ludes habis terjual untuk tambah modal. 

Padahal, berapa modal berjuta bahkan puluhan juta dari orang tua telah di asumsikan untuk menjadi sukses, dan ternyata dunia berkata lain. 

Pulang dari rantau bukan berarti membawa kabar berita baik malah sebaliknya, kegagalan sudah semestinya bukan harapan anak rantau. 

Setiap kali pulang dari kota bukan berarti meringankan beban orang tua atau sanak saudara, malah sebaliknya nyiyir kesana kemari bahkan semua mendapat sepincuk curhat, dan lebih memperihatinkan mengeluh keuangan. 

Bukankah terbalik? 

Pendapatan atau upah/gaji di kampung lebih kecil di bandingkan gaji di kota, pulang bukan berarti membagikan sebagian Rejeki yang di peroleh dari merantau malah sebaliknya setiap orang minta pinjaman. 

Hampir setiap tahun dua kali atau tiga kali seperti itu, dan itu terjadi hampir setiap kali pulang kampung selama 10 tahun ia merantau. lebih-lebih setiap kali pulang terkadang anak istri jarang di bawa pulang di hadapan orang tua, walau terkadang di bawa sudah menampakan wajah terlipat-lipat di hadapan orang tuanya sendiri. 

Walau masih kerabat sendiri, dan lagon tingkah laku semacam itu sudah semestinya tak pantas untuk di tiru, bahkan muak setiap kali saya menyanyakan kabar kepulangan selalu menceritakan pahit getir kehidupan di perantauan, sama sekali tidak bisa memberikan contoh yang baik terhadap adiknya sendiri. 

Kenapa saya muak?? 

Sudah pasti ia merntau banyak berfoya-foya, bergaya mewah hanya bersaing untuk mendapatkan wah di kehidupan dengan tetangga atau salah seorang rekanya. 

"ibarat, ia merantau hanya masih satu pulau dan dua kota saja sudah sejuta mengeluh di ceritakan pada saya. mungkin jika seperti saya dari sabang ke merauke berbagai pulaudari kota ke kota bahkan ratusan juragan ataua bos saya ikuti, mungkin sejawa tengah mendapat cerita darinya. itu sangat mustahil. tidak ada kata mustahil dan ini kenyataan saya tulis di sebuah situs Biogrhapy dimana pembacanya hingga ke manca negara". 

Lebih baik merendah katimbang menjadi polemik perbincangan anatar saudara yang sama sekali tak ada hasil malah menyesal di kemudian. 

"Bagi ku malu! prinsip seperti itu. lebih baik tidak pulang katimbang pulang hanya mengemis belaskasihan". 

Meskipun bukan ekonomi yang di dapat walau itu sebenarnya tujuan utama merantau di kota tetangga, setidaknya menjaga kehormatan diri sebagai anak rantau dan selalu terjaga di jalur yang tepat. 

Saran Motifasi bagi anak perantauan 

Ingat - Selama anda merantau masih melirik segala harta yang di miliki oleh orang tua anda, atau sanak saudara anda, jangan berharap anda berhasil dan bisa mandiri sebagai anak perantauan yang tangguh. 

Jangan pernah memandang belaskasihan atau bantuan dari kampung selama anda masih di perantauan. walau anda gagal atau sukses dan pulang kampung tanpa mengulurkan oleh-oleh kepada teman atau sanak saudara itu sudah kembanggaan sebagai semua oarang, anda pulang dengan sehat adalah suatu yang berharga, dan yang pasti jangan pernah mengeluh. 


Share this

Related Posts

Previous
Next Post »