hindari bisnis tanpa masa depan

hindari bisnis tanpa masa depan yang jelas

Siapa yang tidak ingin memiliki usaha atau juga disebut bisnis, baik itu bisnis bersama maupun tunggal. bicara soal bisnis kita ambil dari porsi terkecil, karena kalau kita mengambil porsi besar terlalu ketinggian. dalam kamus sudah tertulis, berawal dari yang terkecil jika ingin sampai yang terbesar. dan kita langsung mengambil yang terbesar itu bukan masalah, namun jika gagal akan menimbulkan masalah yang besar pula, terutama pada sikap kita perlu di koreksi. 

Sahabat Biography kali ini akan berbagi pengalaman mengenai bisnis tanpa masa depan. namnya saja unik, bisnis kok tanpa masa depan. seharusnya bisnis memiliki masa depan, itu yang banyak orang mau. masa depan yang cerah keluarga yang damai sejahtera, finansial yang mendukung, serba kecukupan efek perjuangan lurus, inilah ciri masa depan yang cerah.

Namun, bisnis ini sebanrnya harus di hindari dan perlu di tinggalkan karena sama sekali tidak memiliki masa depan yang cerah. toh kalu masih di jalankan ibarat mencari modal untuk bisnis yang berpotensi masa depan, niscaya modalpun tidak menjadi berkah, dan masalah semakin bertambah.

hindari bisnis tanpa masa depan

Salah satu contoh bisnis tanpa memiliki masa depan yakni: 


Penjual tak punya pelanggan.
Hampir mayoritas segala bisnis jual beli memiliki pelanggan entah berupa makanan maupun properti, baik penjual mangkal maupun penjual kelilingg. 

Hasil surve sahabat Biography mengenani bisnis tanpa masa depan yakni penjual keliling tak punya pelanggan, ini mayoritas penjual properti keliling yang berpindah-pindah tempat. dari tempat A sampai ketempat Z, dan seterusnya hingga merambat ke luar propinsi bahkan luar jawa. 

Jika kita amati para penjual seperti itu, hampir rata-rata apa yang ia jual termasuk barang ilegal. mengelabuhi merek, bacaanya sama namun merubah satu huruf sudah menjadi sama dengan merek aslinya. bahkan lebih mengenaskan kuwalitas jauh lebih rendah dari aslinya. 

Anehnya lagi, para korban tipu dari penjual keliling seperti ini para orang tua/manula yang tidak berpendidikan, walau sesekali yang berpendidikan juga menjadi korban barang murah akan tetapi sangat jarang. di samping mereka para penjual mendapatkan keuntungan yang besar, juga fasih dalam akting berbicara agar di beri belaskasih dari calon pembelinya. 

Namun tidak semua penjual keliling yang berpindah tempat semacam itu dan tidak memiliki pelanggan bukan berarti tidak punya masa depan, akan tetapi sama halnya bersifat sementara, atau di sebut juga penjual pukul lari.

Antara uang berkah atau tidak, yang jelas ini sama sekali bukan uang yang berkah. lantas sang korban terindikasi kecewa yang mendalam. ini sama halnya nikmat sesaat sengsara seumur hidup. hari ini samapai masa tua mungkin belum tersandung azab dari perbuatanya, namun anak cucu lah yang akan menuai hasil dari perbuatan, seperti falsafah, siapa menanam pasti menuai.

Baca juga: Nikmat sesaat sengsara seumur hidup

Kesimpulan:
Kami mengingatkan para pembisnis semacam ini, dan jangan sampai anda serta keluarga, orang tua, atau kakek nenek anda menjadi korban penjual keliling seperti itu. entah apapun yang terjadi jika menjumpai penjual semacam itu, berilah tanggapan yang baik, bahwa tidak membelinya. 

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »