anak muda pengangguran formal dan non formal

jangan tunggu nasip menyapa, atau kita yang menyapa nasip

Opini tentang nasip kini lebih condong ke hidupan sehari-hari. hampir setiap hari sahabat Biography di kelilingi rekan pengangguran, pekerja musiman, dan kami hanya menyimpulkan maksut dan tujuan mereka dari berbagai golongan.

Menjadi seorang pengangguran bukanlah pilihan, melainkan keadaan yang sebenarnya terjadi pada golongan biasa, lebih lain lagi pada golongan menengah ke atas karena memikirkan nasip tertutup oleh aset yang di miliki dan lebih kecil tingkat memikirkan nasip saat ini.

Kenapa mereka saya nilai pengangguran formal dan non formal. karena formal mereka punya niat bekerja dengan sungguh namun terbentur alasan yang tepat dan masuk akal penuh perjuangan yang terlihat jelas. namun yang non formal, lebih sedikit perjuangan, ia cenderung dari segi mengeluh dan banyak teori yang di ucapkanya bahkan alasan-alasan yang sama sekali tidak masuk akal.

anak muda pengangguran formal dan non formal

Faktor pengangguran formal dan non formal di sebabkan oleh :


Formal
1. pekerjaan musiman
2. kurangnya pengalaman kerja
3. minimnya modal untuk berusaha

Garis besar formal : dalam pemikiran sehari-hari bagaimana kita dapat makan untuk hari ini, dan untuk besuk hari bahkan selalu mensugesti dirinya selalu berusaha membuka dan mengejar masa depan yang lebih cerah. 

Berpotensi lebih besar menjemput nasip katimbang menunggu nasip menyapa. bahkan lebih sakral, lebih minim untuk menampakan dirinya untuk nongkrong bersama rekanya, walau sesekali bersama namun jarang tak seperti non formal. 

Non formal
1. sekolah berkepanjangan/mengejar gelar
2. aktif nongkrong 
3. berkomunitas, hoby tak berkompeten nilai 

Garis besar non formal: dalam pemikiran sehari-hari netral, selama orang tua masih mampu lebih kecil untuk memikirkan makan hari ini maupun besuk ataupun masa depan. meski tipe orang seperti ini mengejar pendidikan sampai sarjana dan berhasil namun pada kahirnya gelar tak mampu melindungi pekerjaannya. terkadang gengsi, terkadang niat baik yang tertanam pada orang tua maupun anak tersebut meleset kerena niat anak jauh berbeda.

Potensi nongkrong lebih aktif, berbagai komunitas atau hoby selama mereka berkecimpung sama sekali tidak mampu membawa namanya. masa masih muda habis denga hoby yang tak bernilai, menyesal di kemudian hari kerena kurang mempelajari sikap.

Anda bayangkan, seorang sarjana hukum menjadi sopir, seorang sarjana pendidikan buruh pabrik, teknik sipil seorang pedagang makanan, bahkan lebih memperihatinkan  teknik komputer cukup buka konter saja. bagaimana tidak terharu seorang lulusan SMP pekerjaanya jauh lebih terpandang darinya dan berkata bahwa gelarnya tak mampu melindungi pekerjaanya. sahabat Biography terlalu menyayangkan gelar mereka terlalu sia-sia pada akhirnya.

Memang benar apa yang ia sampaikan untuk batu loncatan, atau bersifat sementara. namun apa iya.., kita harus menghabiskan waktu hanya untuk bersifat sementara. dan yang bersifat lenggeng penuh perjuangan akan terhambat oleh waktu sementara tersebut. walau kita masih memperjuangkan yang bersifat sementara, sebaiknya kita tinggalkan saat ini juga dan mari berjuang meraih kesuksesan kelanggengan dari gelar kita.

Tengok ke belakang, semangat orang tua mengeluarkan biaya sekolah agar anaknya bekerja lebih terpandang, akan tetapi tujuan anaknya berbeda. tatap ijazah anda setiap bangun tidur, bangkitkan gelar anda, untuk mensuport harga diri anda untuk maju dan sukses.

Jika kita memiliki gelar sarjana dan tidak kita manfaat kan sebaik mungkin, mental kita akan droop jika kita masih bernaung dalam pekerjaan yang bersifat sementara dan kita masih diam di sekeliling rekan-rekan yang sudah menikmati kesuksesan walau hanya bergelar lulusan smp.

Baca juga: Hindari bisnis tanpa masa depan

Semangat untuk para pengangguran formal atau pun non formal. sahabat Biography bukan berarti melecehkan atau merendahkan, kami bermaksut untuk memberi semangat dan cuplikan contoh pada kata-kata di atas memang fakta yang kami dapat dari kehidupan sekitar. 

Mari kita perbaiki hidup kita ini agar berkuwalitas di kemudian hari.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »