Ciri ciri hilangnya kewibawaan dan kehormatan orang tua di mata anak

Kelakuan orang tua terhadap anak, kewibawaan dan kehormatan sebagai orang tua hilang di hadapan anak yang masih satu keluawarga.


" Tidak selamanya orang tua itu benar, karena benar belum tentu tepat. Masa depan anak, ada di tangan orang tua. dan masa depan orang tua ada di tangan anak."


Tidak setiap orang yang bisa mengartikan hidup sesungguhnya, namun setiap orang bisa mengartikan rasa teguh pendirian yang di miliki setiap jiwa, memiliki tujuan, itulah prinsip manusia. sebagai orang laki-laki dan wanita-wanita di takdirkan untuk berpasangan agar terbentuk suatu keturunan, ini yang di namakan masa depan membentuk suatu garis keturunan.

Perjuangan orang tua merawat, mengasuh dan membesarkan anak ketika masih kecil hingga beranjak dewasa sungguh tak bisa di uraikan jika di tebus dengan harta maupun benda, namun perlahan pelan kita wajib meghargai dengan Berbakti dan Penghormatan terhadapnya. ini sudah menjadi rasa tanggungjawab sebagai anak berbakti kepada orang tua sendiri sampai akhir riwayat.

Tidak ada orang tua yang tidak ingin anaknya sukses merajut masa depan yang lebih cerah dan lebih baik. Pasti semua menginginkan. Visi dan missi telah di rangkum orang tua untuk masa depan untuk anak-anaknya agar lebih berkuwalitas. namun tidak setiap orang tua yang menginginkan anaknya lebih maju meraih masa depan dan tanpa dukungan, siapa lagi kalau bukan lingkaran keluwarga kalangan menengah ke bawah, yang berpemikiran kurang luas. Pada dasarnya buat makan besok saja belum berjumpa, apa lagi memikirkan masa depan. Hanya sebagai anaklah yang harus mengerti keadaan orang tua.

Hidup dalam lingkaran kalangan menengah kebawah memang sudah semestinya sebagai anak berjuang meraih masa depan dengan pola pikir sendiri, kemampuan dan konsisten, dengan bekal ilmu yang di dapat selama pendidikan semasa disekolahkan orang tua menjadi modal utama. sekuat dan semampu sebagai orang tua yang tergolong hidup pas-passan, tiada mungkin akan meninggalkan harta benda maupun warisan untuk anak-anaknya yang lebih dari keluwarga berencana. hanya sebagian harta warisan, selebihnya yang paling berharga adalah ilmu dan do'a yang akan di tinggalkan kepada anaknya. lain lagi jika termasuk golongan menengah keatas, kamus telah menjawab kelak bahwa keadilan bagaikan rencana untuk buah hatinya.

Hilangnya kewibawaan  dan kehormatan orang tua di mata anak, Biography mengambil cerita dari salah satu orang dari ke-5 saudara yang kehidupanya dalam lingkaran keluwarga kalangan pas-pas san. anak ke-3 dari kelima saudara tersebut seperti lakyaknya timbangan tak bersekala.

Cerita dari kehidupan lima bersaudara tersebut, memicu menjadi salah satu ciri-ciri hilangnhya kehormatan dan kewibawaan orang tua di mata anak.


1.  Pilih Kasih sayang terhadap anak.

Tidak bisa pungkiri jika orang tua berharap anak pertama, ke dua, ke tiga, dan seterusnya berkeinginan tepat berstatus kelamin, entah itu lelaki atau perempuan untuk menduduki urutan pada nomor yang di inginkan. jikala meleset dari yang di harapkan, inilaah yang akan memicu terjadinya Pilih Kasih terhadap anak. walaupun tidak sama sekali di ucapkan kepada anak yang tidak di inginkan, pasti pernah berkata dalam hati, atau mengucap keinginannya tidak terkabul.

Begitu juga keinginan jumlah anak yang di inginkan orang tua ternyata meleset dari yang di harapkan, anugrah dan amanah sebagai orang tua terlepas dari kasih sayang terhadap anak yang tidak di inginkan. dalam kamus sejarah orang tua pilih kasih sayang terhadap anak inilah, sabagai anak sedikit banyak merasakan rona yang di berkan orang tua terhadapnya.

Jika sebagai orang tua berpemikiran seperti ini, di luar sana begitu banyak anak membantah kepada orang tua, itulah tanaman orang tua sendiri yang menuai hasil tidak seperti yang di harapkan. dan anak yang selalu di unggulkan penuh kasih sayang, belum tentu akan merawat anda di masa tua dengan kasih sayang. anak yang di acuhkan belum tentu ketika masa tua mengacuhkan anda, yang anda anggap buruk akan mendatangkan kebaikan yang akan datang.

Anak yang tersisih dari orang tua, di luar sana mendapatkan nilai dari sahabat sebagai Teman yang baik.  

2.  Salah satu anak yang tidak di inginkan selalu menjadi pelampiasan amarah.

Seperti penjelasan uraian pada nomor 1 di atas, kelakuan orang tua bila mana problema sedang menghampiri, salah satu anak di jadikan pelampiasan amarahnya. tanpa ada sebab akibat kebiasaan buruk orang tua ini selalu muncul sepontan. seperti yang di rasakan anak ke-3 dari ke-5 bersaudara. sejak kecil hingga dewasa selalu menjadi tumpuhan angin buruk yang di ucapkan orang tua, bahkan tangan turun melambai-lambai ketika masih kecil.

3.  Tanpa memikirkan masa depan anak.

Jikala anak yang menjadi kebanggaan seperti harapan, kasih sayang takan pernah pudar seperti rona langit berwarna biru tak berawan. hujan, angin, bahkan bumi bergoncang  pun tak jadi masalah dan tak jadi beban pikiran dalam hidupnya. setiap keinginan anak selalu di turuti dan apa pun yang terjadi harus memenuhi, walaupun di luar sana dengan cara membabi buta agar kesampaian. sekolah yang tinggi, kerjaan yang mapan, usaha yang jelas, dan mencarikan pasangan hidup yang di anggapnya cerah. walau habis seberapa tak pernah di ungkit, dan walau sesekali gagal bahkan anak tak ada niat pun selalu di dukung untuk yang terbaik.

Lain lagi.!

Seperti cakarawala penuh dengan mega mendung, membabi buta serasa ingin hujan tiada henti. itulah falsafah anak yang tidak di inginkan, melainkan anak bukan harapan. sebagai orang tua tanpa ada rasa simpatik untuk masa depan anak yang tergolong seperti ini. walau sesekali minta dukungan kepada orang tua, apa pun yang terjadi munculah do'a yang hanya bisa di berikannya, entah itu tulus atau sekedar ucapan untuk menutupi segala kemungkinan yang di miliki.

4.  Keadilan yang tak seimbang.

Hidup untuk anak, dan anak adalah masa depan. karena masa depan orang tua juga ada di tangan anak, itulah pemikiran orang tua yang bijaksana dalam membangu masa depan keluwarga yang harmonis dan romantis, menciptakan suatu kerukunan lebih berkuwalitas.

Hanya orang tua yang tidak bisa memberi keadialan yang seimbang lah, bila mana kasih sayang terhadap anak di pilah dan di pilih. sifat orang tua seperti ini, jangan termenung jika kelak masa tua nanti anak yang tidak pernah di anggapnya (tersisih) selalu memberikan yang terbaik untuk anda. tidak setiap orang tua, tidak setiap anak, tidak setiap perilaku sama.

5.  Hidup tak sejalan menempatkan posisi.

Tidak hanya orang tua biasa, berpangkat, berderajat, bahkan pejabat tinggi pun bisa mengalami lalai dalam menempatkan posisi dalam bergaul. bila mana ini terjadi dalam pergaulan sebagai orang tua yang masih bergaul dengan yang muda, bersiap-siap lah ke wibawaan dan kehormatan anda akan mengalami penurunan yang drastis. tanpa anda ketahui di luar sana, perlahan pelan harga diri di makan kuranya kesopanan.

6.  Bicara yang tidak baik.

Ajining diri soko lati, filosofi dalam bahasa Jawa yang mempunyai arti "harga diri seseorang dari sebuah ucapan".  Bila orang tua ucapanya kurang begitu baik terhadap anaknya, suatu saat anak pasti akan mengeluarkan ucapa yang tidak baik pula. lebih rawan jika anak masih di bawah umur, naluri sebagai anak akan mengingat apa yang di ucapkan orang tuanya ketika itu.

Hukum alam, dunia tidak akan menutup kemungkinan, dunia akan memberikan fakta bukan relita.

Kita tengok yang di sana, dan betapa pilunya yang disana, ketika Yang Maha Kuasa tidak mengabulkan keinginan di karuniai sebuah keturunan. Harta satu-satunya orang tua sebenarnya adalah anak, bukan halnya materi yang selalu di unggulkan sebagai harta. Materi memang bisa untuk membeli anak, namun kasih sayang tak sepadan perjuangan penuh kemurnian. kasih sayang orang tua yang di tuangkan sepenuhnya kesemua anak, sebaliknya anak akan menuangkan kasih sayang sepenuhnya kepada orang tua kelak di masa tua.

Ketika orang tua memasuki masa ke-3, bukan orang lain yang akan merawat masa tua anda, melainkan anak-anak andalah yang berperan utama merawat anda sebagai mana anak anda di masa kecil. Seberat apapun mengasuh anak, lebih berat jika anak di terlantarkan tanpa keadilan. maka dari itu, rawat dan didiklah anak anda sebaik mungkin jangan sampai teronta-ronta hidupnya. sesungguhnya keburukan anak beasal dari keburukan orang tua selama mendidik anak yang kurang tepat.

"Jadilah orang tua yang sesunggunhnya, bukan sebagai orang tua jadi-jadian.
Jagalah kehormatan dan kewibawaan, sebagai mana posisi anda sebagai orang tua."

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »